Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Islam Masuk Ke Eropa

Assalam Print - Proses atau perjalanan Islam masuk ke Eropa khususnya di Andalusia atau dengan nama sekarang Spanyol. Pengaruh agama Islam sampai ke dataran benua Eropa berlangsung melalui dua proses, yaitu proses “kebudayaan” dan proses “politik”. Proses kebudaan yaitu, daya tarik yang dimiliki oteh peradaban Islam menyebabkan masyarakat di luar wilayah Islam berkeinginan untuk mengembangkan atáu menirunya.

Misalnya tertarik dengan ukuwahnya, semangat jihad, kepemimpinan atau perkembangan ilmu pengetahuan dan ekonomi. sedangkan proses politik, ialah mengenalkan Islam melalui huhungan antar pemimpin negara atau para utusan masing-masing negara.

Pengaruh Islam melali politik maupun kebudayan di Eropa untuk pertarna kali terjadi di Spanaol. Sebab masyarakat spanyol yang diperitah oleh raja yang kejam. Pemerintahan Gothic di Andalusia sangat tidak disukai oleh rakyatnya termasuk umat Kristen (Romawi) yang berada di luar Andalusia (Spanyol). Kemudian para pemuka Kristen meminta bantuan kepada kaum muslimin untuk membebaskan rakyat dari kekejaman Raja Gothic.
Kenapa agama Islam begitu mudah berpengaruh di Eopa khususnya Spanyol?, Padahal waktu itu dikuasai oleh beberapa kerajaan. Sejarah mencatat, ada dua hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi, yaitu : Kondisi interen, yang rapuh dan penuh gejolak berkepanjangan. Kondisi ekteren, yaitu perlawanan oleh kelompok agama atau pemeluk agama yang berbeda dengan agama yang dikehendaki oteh Raja Gothic terutama yang berada di luar Spanyol. Kedua faktor di atas sumbernya adalah kepemimoinan Gothic yang selalu melakukan penindasan sehingga takyat menderita. Adapun keadaan interen Kerajaan Gothic yang sangat tidak disukai rakyat ialah : Gothic tidak toleran terhadap pemeluk agama yang berbeda dengan agama resmi kerajaan yaitu Kristen. Padahal pemeluk agama Yahudi adalah mayoritas di Andalusia. Kepemimpinan raja Gothic umumnya menggunakan kekerasan. Kaum Yahudi dipaksa dibabtis menurut agama Kristen. Bagi yang menolak. Mereka disiksa. Keadaan seperti ini juga diberlakukan terhadap penganut Kristen yang berbeda aliran dengan yang dianut kerajaan. Sehingga Gothic juga dimusuhi oleh kaum Kristen di luar Spanyol seperti Katholik Roma. Kondisi ekonomi semakin hari semakin sulit. Sehingga beberapa wilayah memisahkan diri dari kerajaan Gothic. Akibatnya wilayah terbelah menjadi beberapa kerajaan kecil. Sedangkan kondisi eksteren ialah : Di belahan Utara (Afrika Utara) terdapat wilayah yang menjadi pusat Khatolik Romawi dan Islam. Hubungan kepada wilayah tersebut terbuka. Banyak wilayah di Utara yang dahulu menjadi pusat Yahudi dan Kristen bergabung dengan wilayah Islam. Kebencian kaum Yahudi dan Katholik Romawi terhadap Gothic berupaya agar Gothic dijatuhkun. Apalagi mereka melihat, bahwa Islam sangat toleran terhadap pemeluk agama lain. Dapat dimengerti, kenapa rombongan Thariq bin Ziad tidak mendapat perlawanan yang berarti ketika memasuki kota Cordova, Toledo, Granada dan kota lainnya di Spanyol. Sebab tokoh Islam berkunjung ke Spanyol dan menjelaskan (berda’ wah) tentang Islam yang damai dan berbudi luhur, penduduk setempat merasa tertarik. Sebab yang ditawarkan Islam bentolak belakang dengan apa yang mereka alami dan rasakan sehari-hari. Oleh karena itu pulalah Thaniq bin Ziad berjuang bahu membahu untuk mendapat dukungan dari penduduk Andalusia. Raja terakhir yang sempat rnenyaksikan kehancuran Gothic ialah Rodherjck. Semenjak saat itu berakhirlah penguasa yang zalim di Andalusta (Spanyol). Usaha ini dilakukan kurang lebih selama 6 tahun (711 M - 717 M).
Perjalanan Dakwah Islam di Andalusia
Pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (86-96 H/705-715 M) dari Dinasti Umayyah para da’i Islam telah sampai ke Andalusia di dataran Eropa. Andalusia dulunya disebut Vandalusia, yaitu negeri bangsa Vandal. Oleh bangsa Arab kemudian disebut Andalusia. Sekarang lebih dikenal dengan nama Spanyol.

Nama Vandalusia berasal dan kekuasaan Romawi pada abad ke lima Masehi. Kemudian bangsa Vandal dikalahkan oleh bangsa Gothia. Ghotia inilah yang menguasai Andalusia ketika da’i Islam masuk ke Andalusia.

Pada masa itu Andalusia diperintah oleh Raja bemarna Roderik. Ia pengganti raja Wihza, tetapi tidak disenangi rakyatnya. Maka terjadilah pertentangan. Anak Wihza bernama Graaf Julian meminta bantuan Musa bin Nasir Gubernur Afrika Utara dan Dinasti Umaiyah. Inilah asal mulanya para da’i Islam terlibat dalam politik menyelamatkan bangsa Eropa di Spanyol.
(Baca : Kemajuan Yang Dicapai Islam Di Spanyol)

Pada tahun 92 H/71l M Musa bin Nasir dengan izin Khalifah Walid bin Abdul Malik, Gubernur Afrika, Musa bin Nasir mengutus Thariq bin Ziad untuk memenuhi permintaan rakyat Andalusia. Perjalanan dan Afrika ke Andalusia dilakukan dengan menyeberangi laut Hitam. Thariq dan pasukannya mendarat di sebuah selat ini, kemudian dikenal dengan nama Jabal Thariq yang artinya gunung Thariq. Dalam bahasa latin disebut “Gibraltar” atau Selat Gibraltar.

Salah satu keputusan Thariq bin Ziad yang sampai saat ini dipandung berani dan cemerlang adalah memerintahkan kepada pasukannya untuk membakar seluruh kapal yang ditumpanginya. Para pasukan terkejut karena belum paham apa maksud perintah itu. Untuk menenangkan para mujahid Islam, Thariq bin Ziad berpidato di hadapan pasukannya :
Kita sekarang berada di antara dua pilihan menang atau mati. Di belakang kita terbentang lautan luas, di depan kita lawan yang telah menghunus pedang. Tidak ada lagi jalan mundur. Siapa yang lapar silahkan ambil makanan yang ada di tangan musuh, dan siapa yang memerlukan senjata, silahkan ambil di tangan lawan, siapa yang ingin mati syahid di dalam membela agama Allah tidak ada rasa takut dan khawatir, dan siapa yang pengecut akan mati konyol dan sia-sia”.
Setelah itu Thariq bin Ziad mengajak tentaranya berdoa memohon petunjuk dan pertolongan dan Allah SWT. Bagaikan gemuruh serentak para pejuang Islam menyatakan siap dengan segala resiko dan membenarkan ucapan Thaniq bin Ziad. Ternyata Thariq benar. Tak berapa lama di Andalusia mereka diserang oleh pasukan Rodenik dengan personil 100.000 orang tentara lengkap. Kaum Muslimin hanya bcrjumlah 12.000 orang.

Satu hal yang tidak disadari oleh Raja Roderik bahwa Thariq bin Ziad datang ke Andalusia atas undangan rakyat Andalusia. Akhirnya kerjasama pasukan Thaniq bin Ziad dan masyarakat Andalusia dapat merontokkan kecongkakan Raja Romawi di Spanyol.

Thaniq bin Ziad ini pulalah yang memperkenalkan akhlaq Islam pada bangsa Eropa. Sebab pada saat perang berkecamuk, Thariq menyampaikan pesan kepada pimpinan masyarakat Andulusia untuk tidak merusak gereja dan tempat-tempat ibadah orang Kristen dan Yahudi. Mereka diberi kebebasan melakukan upacara keagamaan seperti biasanya. Tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak.

Setelah perang berakhir maka masyarakat Andalusia secara resmi menyatakan berada di bawah kerajaan Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus. Untuk melaksanakan pemerintahan diangkat seorang Wali (gubernur) yang berkedudukan di ibukota Andalusia yaitu Toledo.
Artikel yang Terkait :
Jenis, Model dan Proses Perencanaan Pembelajaran
Kondisi Belajar Mengajar yang Efektif
Tugas, Peran dan Kompetensi Guru
Kenapa agama Islam begitu mudah berpengaruh di Eopa khususnya Spanyol?, Padahal waktu itu dikuasai oleh beberapa kerajaan. Sejarah mencatat, ada dua hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi, yaitu :
  1. Kondisi interen, yang rapuh dan penuh gejolak berkepanjangan.
  2. Kondisi ekteren, yaitu perlawanan oleh kelompok agama atau pemeluk agama yang berbeda dengan agama yang dikehendaki oteh Raja Gothic terutama yang berada di luar Spanyol.
Kedua faktor di atas sumbernya adalah kepemimoinan Gothic yang selalu melakukan penindasan sehingga takyat menderita. Adapun keadaan interen Kerajaan Gothic yang sangat tidak disukai rakyat ialah :
  1. Gothic tidak toleran terhadap pemeluk agama yang berbeda dengan agama resmi kerajaan yaitu Kristen. Padahal pemeluk agama Yahudi adalah mayoritas di Andalusia.
  2. Kepemimpinan raja Gothic umumnya menggunakan kekerasan. Kaum Yahudi dipaksa dibabtis menurut agama Kristen. Bagi yang menolak. Mereka disiksa. Keadaan seperti ini juga diberlakukan terhadap penganut Kristen yang berbeda aliran dengan yang dianut kerajaan. Sehingga Gothic juga dimusuhi oleh kaum Kristen di luar Spanyol seperti Katholik Roma.
  3. Kondisi ekonomi semakin hari semakin sulit.
Sehingga beberapa wilayah memisahkan diri dari kerajaan Gothic. Akibatnya wilayah terbelah menjadi beberapa kerajaan kecil. Sedangkan kondisi eksteren ialah :
  1. Di belahan Utara (Afrika Utara) terdapat wilayah yang menjadi pusat Khatolik Romawi dan Islam. Hubungan kepada wilayah tersebut terbuka.
  2. Banyak wilayah di Utara yang dahulu menjadi pusat Yahudi dan Kristen bergabung dengan wilayah Islam. Kebencian kaum Yahudi dan Katholik Romawi terhadap Gothic berupaya agar Gothic dijatuhkun. Apalagi mereka melihat, bahwa Islam sangat toleran terhadap pemeluk agama lain.
Dapat dimengerti, kenapa rombongan Thariq bin Ziad tidak mendapat perlawanan yang berarti ketika memasuki kota Cordova, Toledo, Granada dan kota lainnya di Spanyol. Sebab tokoh Islam berkunjung ke Spanyol dan menjelaskan (berda’ wah) tentang Islam yang damai dan berbudi luhur, penduduk setempat merasa tertarik. Sebab yang ditawarkan Islam bentolak belakang dengan apa yang mereka alami dan rasakan sehari-hari.
(Baca : Perkembangan Dan Berakhirnya Dakwah Islam Di Andalusia)

Oleh karena itu pulalah Thaniq bin Ziad berjuang bahu membahu untuk mendapat dukungan dari penduduk Andalusia. Raja terakhir yang sempat rnenyaksikan kehancuran Gothic ialah Rodherjck. Semenjak saat itu berakhirlah penguasa yang zalim di Andalusta (Spanyol). Usaha ini dilakukan kurang lebih selama 6 tahun (711 M - 717 M).

Post a Comment for "Proses Islam Masuk Ke Eropa"